Saturday, August 8, 2015

Kebiasaan Masyarakat Jepang yang Patut Kita Contoh



1. Tekun
Banyak masyarakat Jepang yang fokus pada bidangnya. Jika mereka sudah menemukan hal yang mereka anggap berguna dan mereka senang dengan hal tersebut mereka akan fokus pada bidang tersebut dan menekuninya.
Mereka menekuninya tidak hanya sebagai hobi namun mereka menekuninya hingga hal terseut menjadi berguna untuk orang lain dan sampai menjadi pekerjaan mereka.Seperti Soichiro Honda, dia cinta terhadap otomotif dan hapir seluruh bagian hidupnya dihabiskan untuk menekuni otomotif dan pada akhrnya hasil karyanya yaitu kendaraan ber-Merk Honda telah dienal dan dipakai orang di seluruh belahan bumi ini.
2. Malu
Malunya orang Jepang beda lo dengan malunya kebanyakan orang Indonesia. Malunya orang Jepang itu malu buang sampah di jalan, malu telat, malu, melanggar lalu lintas dan malu korupsi.
Orang Jepang ketika ketahua korupsi langsung menangis dan mengundurkan diri, bagaimana dengan di Indonesia ?
3. Loyalitas
Masyarakat Jepang bisa dibilang sebagai salah satu masyarakat paling loyal atau setia di dunia. Mereka lebih mementingkan negaranya di bandingkan nyawanya. Mereka setia terhadap negaranya sehingga mereka berusaha membuat negaranya yaitu Jepang menjadi negara yang maju dan dikenal dunia. Dan hal itu sudah terbukti sekarang. Hal ini tidak berlangsung instan namun butuh juga prose dan perjuangan yang lama.
5. Inovasi
Orang Jepang juga terkenal kreatif. Kreatifnya orang Jepang kebanyakan digunakan dalam bidang yang positif seperti membuat makanan sehat, membuat kendaraan hemat bahan bakar dan teknologi ramah lingkungan.
Dari kreatifitas inilah muncul inovasi-inovasi yang membuat Jepang terkenal dengan hal-hal baru dan unik contohnya di bidang makanan ada monjayak, ramen burger Frenc Fries Soba dan masih banyak lagi.
6. Pantang Menyerah
Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner.
Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia.
Setalah kalah dalam perang dunia kedua pun Jepang tidak menyerah, mereka malah menjadikan kegagalan dalam perang dunia kedua tersebut sebagai motovasi untuk memajukan negaranya di era baru ini dan lihat sekarang, Jepang telah berhasi menjadi negara maju.
7. Kerja Keras
Bangsa Jepang memiliki penilaian tersendiri untuk mengartikan tidur di tengah pekerjaan atau meeting, baik itu urusan bisnis atau pemerintahan. Mereka memiliki sebuah istilah yang disebut Inemuri. Secara harafiah, Inemuri berarti “tidur sesaat”. Ketika seseorang “ber-inemuri”, mereka memandangnya sebagai akibat dari kerja keras dan pengorbanan setelah bekerja hingga larut malam. Karena itu, tidak sedikit orang yang berpura-pura tertidur agar dinilai berkomitmen dengan pekerjaan mereka.
8. Kerjasama Kelompok
Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut. Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang.
Ada anekdot bahwa “1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, hanya 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok” . Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan “rin-gi” adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam “rin-gi”.
9. Mandiri
Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Irsyad, anak Orang Indonesia yang bekerja di Jepang yang paling gede sempat merasakan masuk TK (Yochien) di Jepang. Dia harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, bento (bungkusan makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotol besar minuman yang menggantung di lehernya.
Di Yochien setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri, dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua. Teman-temen seangkatan saya dulu di Saitama University mengandalkan kerja part time untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka “meminjam” uang ke orang tua yang itu nanti mereka kembalikan di bulan berikutnya.
10. Jaga Tradisi & Menghormati Orang Tua
Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini.
Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki , maka jangan kaget kalau yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan.

Monday, October 14, 2013

Ganbatte Kudasai !!!

 data:image/jpeg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wCEAAkGBhQGERQSBxAWFBQSFhsXGBcXGBkYFhcfFxIaGB4VHhccGygfGB8jGhwcIi8gIykpLDg4GB4yNTAqNSYuLikBCQoKDQwOFA8PFCkcFBwsKSkpKSkpKSkpKSkpKSkpLCkpKSkpKSkpKSkpKSkpLCkpKSksKSkpKSkpKSkpKSkpKf/AABEIAJsBRgMBIgACEQEDEQH/xAAcAAEAAwEBAQEBAAAAAAAAAAAABQYHBAMCCAH/xAA6EAABAwMDAgQDBgUEAgMAAAABAAIDBAURBhIhEzEHIkFRFDJhI0JScYGRCBVicqEWM4KSssGx0dP/xAAVAQEBAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAf/EABQRAQAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAD/2gAMAwEAAhEDEQA/ANwREQEREBERAREQEREBERAREQEREBERAREQEREBERAREQEREBERAREQEREBERAREQEREBERAREQEREBERAREQEREBERAREQEREBERAREQEREBERAREQEREBERAREQEREBERAREQEREBERAREQEWUal8TrhpO6RUldS08sdQWmNsJkMpa+UxtG52AX5Hbbjtz6rVXk4OzGccZ7IPpFmd21pVXB8tPbA+luVE0yfDENmp6tgwTsdtDnEt5bja7nHvtvOmrnJeaWGaugdBJIwF0TgQWnsRg8geozzghBJouO8PnjhebO2N02PIJXObHnPqWgnt6f5HdZ94W+LUmuJ5Ka5UzWSMYZA+IksIDmtIIJOPmGDkgoNNREQEVQ114hDQb4DX0z308x2mVjm5Y7k7emRl3HPcdirTR1bK+NktK4OZI0Pa4dnNcMgj8wUHsizfxJ8Q67QcjJGUcL6RztgeZHdRx27iMDiPs7HDvlz64XDdL1V3WpbQyOlDLjTfF0crfs5qWQRGTovczAe1pGDnnD2gk91FasigNB11VcaCF+pIjHU4IeCNpO15aHlv3S4AHH14wMKfVQREQEXOLhG6UwB46oYJCz721zi0Ox7bgR+i87heYLSM3GoiiHvI9rP/ACIQdiKm1/jBarfkPrmvI9I2vk/y1pb/AJUFF/ELb3zdNzJ2xnA6pY3b+ZaHbsfXBP0Qaei/jXB4Bacg8hc9yl6MMjhK2LDHHqPALWYHzkEgEDvyR2QdKLFdAeLNZc7kaKpIrYHSOa2dkXTe1oJAmLW8BhGCQeRnvxg7UgIqN4qahr9LU5qrH8OIYtvU6ge6Ul8gYA1ow0AZGSTnk9sc+mkfEEVtsirtVmKl6jywHJDH4cQHAEkjOHcZPy57FBdUVG1drr+SxNqA1tRbpx03T00hE0Jdlu/IOHDPALS0gjHfGfbRlRX09VPTXcmopWsbJTVbg1rntdjEbtuA5wB74B8pJ4cMBc0RZX4m66umh5GzQxUxpHv6bAd75CQ3dl5Bbt3AOwBnGOfqGqIoiv1PDZaVtVepGwsLWk93cuAO1oAy88+gz6ppzVlLq1jpLHOJWsO12A5pBxnlrmg9vXCCXRQ9m1dSX+R8VtqGvkiJD4zuZI3BwcseA7g8ZwphAREQEXzI8Rgl3YDJ/RUXQni5Brupkp6SCSMsYZGl5aQ5oc1pzj5T5hxz68oL4iIgLNtU+L3+jLhLTXalkdGY4nQGMDc8uB3E7nDI3eUY/Ae+eNJUPqitgstO+suUbHfCtc9pc1pcDjAa1xHlLjhvHuEGJxXqs15f21NpoQJKOLiGodtDA3cA55wCDvkyGjnj6FX+3eI1Tb7hHbtZUscL6gfZSwvLoyXEgDB5GXAtznOccYOVyeBFqe6nqLhX8y18znZ92tc7J+mZHP8A2ChfFuXrX+0xxfM10J/7VnH/AIlRXfqO8SeF9whnvAFZTTNMTah7G/FwAHJj6rQOo3ncN3J8wyMHOr09Q2qY18Dg5rwHNcOQQ4ZBB9iFQfHDT82oba1trhdLJHOx+1gy7Gx7SQO5+Ydv/Ssmg7dLaLbSQ3EYljha1w77ePl/QYH6IiH8XdVHTVve2lJ69UehEB82XjDnADnhucY9XNXv4Y6IboeibG8Dry4fM7jO7HDM/hYOB9dx9Vm141BLrPUTWWeITfBbmQB+eix7T56mTHO1r+RjklkYHdTviRQV2j6QV9NeKl80cjA9p2NpyHHHlgDcDnHDi7jKK1tFEaRvR1FRU9TIA100TXOA7BxHmx9M5wuqsu7KKaCCTJkqC8MAGcCOMvc888NHAzzy9vvxUZb42wu1NWW210hw6Z7pHeu0Hyh+P6WiU/or1eKuXRNLALHROqoYGiN0cbvtmsawBrmtwepjGCO/IPuqh8QyXVcz60gNo6DcHHgNGGkuz6YbI7/Kvmm72bvSNqqwCNsu6RmeMRF5MbnEnGTHtcfTzKKxLxe19JqukjifbKmmYycP6kzS1pIikbs+XGTknv8AdPHta9LVOobnVQPqoY6ajbsa+NwZtLG98DLpd5b2PAzj0XP486hpbvbWMt1XBK9lSxxbHKx7gOlKM4a4nHIWrWacVNPC9nZ8THD9WAoOzsvl8gjBLyAB3J4A/VQ+sLA7UtJJBSzugkJa9kjc5a+ORr2ng5xuaO35+ipGn/CKavcZPEOsfWFp8kIlkMIx9452kn+kAD3zniouVRr+3Urts1xpgfbqsOPzweFMUVfHcmCShkZIx3ZzHBzT+TgcLig0rR0zOnBRwNYRgtEUeD+Y28/qsl027/RWqJKC0ktpqnkxZ8rSabrAgem1wIH9LsILd4leFp1q+OottR0KiNvT3c7Xs3E4O05aQSeRnvj2xw2nwYt2mInT6hJqXRtL5JJSRGNoySIweRj8RcVpyzT+IC5uobVshOPiJmRu/tDXSY/djUEXprRzfEk/F3GFtNbQ4/DUcTWxdUNOOtKWYPODgD64IHL9Dg0PQUwAht9MNvb7GMn88luSfqu6x0LbZTQQwfLFExg/JrAP/S7kHPX10drifLWvDI42lznHsABklZbNQ1fjQ4OnL6S0g5a3tNVYPD8dg32zkDjAceRf9aad/wBWUM9I1+wzNADvQFrw8Z+mWgH6EqkWPxOfpF0dv19T/DPY0MZOwZgka0bQ7j5RjGSMj3DOyir/AGDTdPpeIQ2eFsTB3x8zj+Jzjy4/Ur2vNPLVQSNtcvSmLT03kAhrhyMgg5GeDx2JXVBO2paH07g5rgC1zSC0g9iCOCPqvtVGAeKl3vQpBDqaKlZDNK1g6Jy+RzfOMAvJxlo9B3HupSm8DHOjY/Wl0d0qdmAxpwyJoHYSSHDB74aF360l/wBW6joKFnMdH9vJ7B2BLg/8WRj/AJrRtQR01SIYr1G2QSzBscbm7w54Y45LOxDWhziXcDGfZRWct8VLJpaAUNuikngbwQ2MPY47txJMrm7zu5zgj29FoelNV0+soOvZ3Es3FhDhtc1wAO0j3wQeCRyo+Xw4pK6Xq3aP4jaT043gCCFpPythaAw8Yy5wcTjv2An7da4rQzp22GOFmc7Y2NY3J7nDQBlVFOv1mu9tnkk0jVQyQykvMNTkmNzvm2PxnaTztJAGTgKn6z0jftUUsgvctIY4wZelGDvcWNJAaemTnGQPN6rUtWarg0bTuqLoTtBDWtby97jnDGj34J/QlQtPXXm7NEsEFFSNcMiOczSzAf1dMta0/Tkj1worN/Dzwyh8RKaOrvdwnmLSYzEDgxbDxHvcXHBbtIwG8ELaNPaap9KxdGzQiNmcnGSXH8TnEkuP5rEK22Xfwsq5Ky308ZhqHfaR0++SnJJzgsP2kfJOD6bsA4ODvdDUGriY+RhYXsa4sd8zS5oO0/Udv0QYky3PuOspDSEsELmyPI/C2kYCP+RcGn+4rdFk2mcUmrLg2c4MlOCzPrkU7sD9Af8AqVcJr6663RlHbnkMpGdaqcPUvaWxU+frkyH+xv1Qd+pbHLd2g2uslpZmA7HM2ujJOP8AcjcCHjj6FU7w/wDE6W4VT7ZqxjY6yIua17eGSlncY9HYG4EcEdscZ0tYxrfRdTUajpKm0wPMb3QSPlAOxpifh+53YfZtHB75wMoNmIz3WC/w/wBpNJcq7cP9iMxfvOP/AM1vazfwttXwFfe3EcOrMD8sySY/aQKo0hERAWJ+NF0qNSV1PZrY0gSFj3Hnzl2cE4+4xoLj9QfwhbYvM07S7eWjeBgOwNwBOcZ74z6IKVqOWo8OKWOaxtbPSUsTI5Kd+GuDW8dZkgGd3PmDg4eoxznPNASS+J1+dcqqPZDTAODc5DcM2RR59TnLz/ae2Qt4ngbVNcyoaHMeC1zXAFrgRggg8EEei8bda4rQzp22FkTAc7Y2hjcn1wBjP1UHUq34i352mbZU1FL87GYYfwuke2MO/wCJdn9FZF5z07appZUNDmuGHNcAWkH0IPBCoyf+HbT4paOaslb56iTY0n8Efsfq8uz/AGD2Vg8bbdJcbRMKNpcY3MkcAMna13mOPoDk/QFXelpWUTAylY1jGjDWtAa0D2DRwF6oMN0X46UunrfDT1tPOZYGbPIGFjsE4O4vBGR34/dXTw8hqdRTyXbUMfSMrBFTQ8/ZQ7txcc8kvcAckAnGexAFqZpakjk6rKKnEmc7xDGH59923OfqpRB+e/H22y2ivbVUxe2Krg6T3NJGS3h0Z+hZsOD359lc/FuNtBHbjWRSPtkUmKmOPI4EbRDuAI8oIPGR6DuQtNnpm1QxUMa4Ag4cARkHIOD6g+q+3sEgIeAQRgg8g59MKD84eJV8slypWN0nTtbUb2+ZkTotrech2cB5PA7H81KaHfdvD2roqesZJLS1vT8hDnNi6gG7uMxPjzlze2AfzG0U2laOieJKWip2PByHthja4H33BuVKIouS4XaG0tDrlPHC09jI9rAcfVxC615T0jKrHxEbXbe25oOM+2Rwqik3nxZgj3R6YjkuE/YNgY50YPu6UDGP7c/p3UT4ceHtTDWSXbWBHxUu7ZGCD0942lxIJAIZ5Q0E4B557ag1obw0YC/qAqZ4s6QfrK3OioRmaN4ljbnG4tBBZk9stc7H1wrmiDAdOeO0+lo20mpaJz3wAR7txjlAaMAPY5pyQPXjtzzytl0jqqLWVM2ptwcGuJaWvADmuacFpwSPrwfULsuNlgu4xc6eKYDsJI2vx/2BwvWht8drYI7fEyKNvZjGhrRk54aBhB0KF1bpODWVO6nubcg8tcPnjdjh7T6H/B7FTSIPzxo3VFT4S3E22+kupnSBv9Ld58s8fs05y5v5/eC3m+3P+S009QW7uhE+XbnG7psLtufTOMLhvmiaPUk0U91pxJJARsdlw7O3BrgCA8B3OHZHJ9zmZmhbUNLJmhzXAhzSMggjBBB7ghBjXgLSSXuorrpcuXyu6Yd6EuPUkAHoB9mAPbhWXxVkqrNLQ3G0QGdtE6XqxjOds0bWbuASMAOG7BxkHGMq8222RWeMRW2JkUbezGANaMnJOB7n1XUgx8fxI023z0U4d7bmY/fOf8K6+H3iFF4gRSSUsT4nRODXtdgjzAkEPHDux9iPbkZsFRaIas5qYI3n3cxrj+5C94KdtKNtOxrGj0aAB+wQZ1446eqLvSQzWhpkfSS9QsAySMfMG/e2kDj2J9lxWf8AiHoqhg/m0M0MmPMGtD2Z+hDt36EfutWUTcdJUd3cXXGiglcfvPiY53/YjKCln+IC2B7W/b4JwX9IbW/U+bdj8gStIY8SAFhyCMg++VBQaBt1MQ6G3UwI5B6LCR9eQp9Blvi7ompqpYrnpMuFVTja5sfzuaM4c0feIy4FvOQcemD8eALJBBWOuUMrZ31G58srSDJlnbLuSWu3E/3j3WqogIiIPmV/TaS0EkAnA7nA7LKfCjxLqNX11RDW0kUbS0yl0bC1zXNc1gbISfOS3jJwfJ7dtYXwyFsRJjaAXHJIABJ9z7oPtERAREQEREBERAREQEREBEVWvmuhbar4S20k1XM2Pqyti2DpsPbJcQC4+jRyePdBaUVVteu/59RCss1FNNuldG2IGNr/ACkje4ucGtbx7k8heEXiVGaSrqKinljkoHbZ4HFm9pJGCHA7XAg8H6H6ZC4oqfZ/Edtzqoaepo56cVbHPppJQ0NmDG7jwCSw7ecH6dsjNR0trqTTzbk6WkqamOG4VDpJWFpbEzc0ADc7LsYJLW8AEEkZQa8irtz1W+KKKWyUUtYyaPqh0bo2NDSAR87gS4g5DQMqt6m8Tnto6Gr01A57KydjCXBuW+ctMOC7iRxBAdy3yn3BQaMizy9+IFZQV9FTwW6TbPG97osxGV5bHna12/a3YeXZ7+ilL34hi2Szx0NHPUijaHVL49gbEC3dgbnAyODeS1vb374C3oo2S4MudGZ6J2WSwF7Hdsh0e4H3HBVH8NNYD4W30cbJJ55InSSuByIWdZwD5HOPr6N78D3CDSkVRd4jRNoqys6Mm2infA5uW7nGN7Glw5xjzjv7Fel416KGWGnt1LLVVE0XX6Ue0dOP8bnuIaOeAPp6ZGQtSLNvDa/yPpLhURwTzONym2Q5AlAd0sMO921m3dyM4GCpy3+IccrKw3WCSmlt7Q+aJ2152uYXtLXMO1+QP/hBbUVcsmqpbvBJPJb542iMSxDdE907XNLgG7X8OwBw7HzBeVk1qbnUvo7lSS0lQIus1r3RvD2b9m4PYSMg+n/0gtCLJYb6+poLLLbaqqLZrkyN7ppMzSN60oLJHNOHN8uMHjAC1oICIiAiIgIiICIiAiIgIiICIiAiIgIiICIiAiIgKg3C21mnLnU1tmgjqYqyGMSB0zYTC6Fu0PJcDmPaDnHPf25vygL/AKEotUSNlvNM2V7W7Q4ue07QSdp2uGRkng+6DL9O2WqvNjpPgYzPF8ZJJPAyTpGePquBaHkjy7h8pIzx7KQpNCVTKO8xw0Daf4zpGnhbJG4YaOW7t2AR65wM5wSOVrVJSMoGNjpGNYxgDWtaAGtA7AAdl6oKPXabnmq7LJHFllGyUTnc3yF1Kxg4zl2XAjy5Vdgs10tMFypaW3tkbcKmocyUzxtEbZ/Jue3OcbAHDHPoQtaRBlV30PU0slFFJSfzGkp6JsIi6wijbO0/772uI3NLeOxx7ZAz5R6Hraax0UDacOqaOrFQYeowbw2oldhr87clrweT/nha0iCgaloqyerttxoqEyOgZK2an6sbXs60YaPOTtdg5zj2/aFvOgHU9fVzT2o3CGqcJGFlT0XxO24dG9pkaHNJ5BGcD9hrKIIqltwpqIQUkPSxBsbFu3bPs8dPeT5sHjOVnWhNEVuhHUk1HCXCoZ0q+HqMywiRxjqGkv2na04LWk8ZwCTxrSIMdumlrlDTXO30NC2VlXUyVEdR1o2t2vex+zpnzb/IBzgcnnA5nqyzVun6+KutNJ8UJKNlNLEJWRvjcwhweHPO0jgDj6n2WiIgyNuj7k23VcbocSz3N1TJFHM1vWheGF8bJc+XJH3sHDTxzg9elNKzWWa4yttDY4aiCNsVL1YnB+0Oa6NzskAuzk5yPNjJWoogyW36QuFPTXJliifQxzMYKanfO2RzXB2ZC14cRFublo57kHIwMe+i9HTW65R1Mds+CgFI6JwMzJXukLwd7yHEku7Z5+XnGcLU0QZjpzS1Vabba6esoBLJT1nVkBmDegOtK4TAtdiTDX525Pft7aciICIiAiIgIiICIiAiIgIiICIiAiIgIiICIiAiIgIiICIiAiIgIiICIiAiIgIiICIiAiIgIiICIiAiIgIiICIiAiIgIiICIiAiIgIiICIiAiIgIiICIiAiIgIiICIiAiIgIiICIiAiIgIiICIiAiIgIiICIiAiIgIiICIiAiIgIiICIiAiIgIiICIiAiIgIiICIiAiIgIiICIiAiIgIiICIiAiIgIiICIiAiIgIiIP/9k=



                    Ganbatte Kudasai! Adalah sebuah ungkapan yang mengandung banyak makna bagi bangsa Jepang. Dari sekian makna yang ada, ungkapan ini mengandung unsur motivasi dan semangat untuk terus berjuang dan pantang menyerah. Seorang mahasiswa didepan profesornya, seorang karyawan didepan bosnya, atau siapapun yang menerima sebuah tugas, maka akan selalu mengatakan “Gambarimasu! yang berarti akan berusaha dengan sebaik-baiknya.

                Semangat pantang menyerah inilah yang kemudian membangun karakter bangsa Jepang yang tangguh, teliti, rajin dan pantang menyerah. Hasilnya adalah apa yang kita lihat sekarang dimana Jepang, sebuah negara satu-satunya didunia yang pernah “menerima” bom atom dan porak poranda akibat Perang Dunia II, bangkit kembali menjadi sebuah raksasa ekonomi dan teknologi dunia. Tentu saja, prestasi yang dicapai oleh Jepang tidaklah semudah yang dikira. Mereka berusaha melalui proses yang panjang. Yang menarik adalah ketika semua proses mereka lalui dengan ketekunan dan kesabaran, bukan mencari jalan pintas untuk kesuksesan semu. Proses ini juga bukan tanpa halangan dan kegagalan, namun dengan ketekunan dan kesabaran, Jepang mampu menghadapi dan kemudian mengalahkan hambatan-hambatan seperti minimnya sumberdaya alam yang kemudian memacu bangsa Jepang untuk mencari alternatif penyelesaiannya dan hasilnya adalah inovasi teknologi  yang luar biasa.

                Fiosofi Gambaru yang melahirkan Ganbatte merupakan perwujudan dari filosofi Bushido yang berkembang pada masa samurai. Pada masa Shogun Tokugawa, perpaduan Shinto dan Budha melahirkan semangat Bushido yang mengajarkan sikap moralpositif seperti kebernian, kehormatan dan harga diri, kesetiaan dan pengendalian diri, kesungguhan, kejujuran, hemat, kemurahan dan kerendahan hati, kesopanan dan keramah tamahan, kerja keras, tidak individualistis, tidak egois, bertanggung jawab, bersih hati, harus tahu malu, serta mementingkan hubungan moral antara atasan dengan bawahan, ayah dengan anak, suami dengan istri, kakak dengan adik, teman dengan teman.

                Filosofi Bushido yang tertuang dalam semangat Gambaru inilah yang kemudian mewarnai kehidupan masyarakat Jepang sehari-hari. Hal ini menghasilkan sebuah masyarakat Jepang yang mandiri dan tangguh. Selain pantang menyerah dan kerja keras, semangat Gambaru menghasilkan budaya masyarakat Jepang yang haus akan ilmu pengetahuan. Orang Jepang dimasa lampau belajar dari keberhasilan bangsa-bangsa lain, terutama bangsa Barat dan bertekad untuk menyamainya. Oleh karena itu masa Restorasi Meiji merupakan salah satu tonggak penting dalam perkembangan masyarakat Jepang. Setelah karakter bangsa Jepang telah terbentuk dengan filosofi bushido dimasa samurai, hal ini kemudian diperkuat dengan keterbukaan dan modernisasi Jepang melalui Restorasi Meiji. Jepang menjadi negara pertama di Asia yang menerapkan prinsip demokrasi Barat dengan membentuk parlemen pada sistem politiknya. Semangat belajar ini kemudian diteruskan pasca Perang Dunia II, ketika masyarakat Jepang belajar keunggulan produk Barat dan kemudian meniru dan dikembangkan dengan inovasi mereka sehingga menghasilkan produk-produk yang mampu bersaing dengan produk Barat.

                Semangat belajar bangsa Jepang tidak hanya ditujukan kepada bangsa lain, namun juga belajar dari pengalaman. Hidup disebuah negara dengan kondisi geografis yang kurang menguntungkan dengan sumber daya alam yang rendah, potensi gempa bumi yang besar, potensi tsunami yang besar, telah membuat bangsa Jepang banyak belajar dari pengalamannya menghadapi tantangan-tantangan ini. Jepang yang memiliki pengalaman buruk dengan bom nuklir, justru mengembangkan nuklir sebagai pemasok energi. Sebagai negara yang sering terkena gempa, pemerintah menerapkan aturan tentang pembuatan rumah dan gedung yang tahan gempa. Serangan tsunami yang juga pernah menelan ribuan orang Jepang, membuat mereka berinovasi untuk membangun sistem peringatan dini dan juga membuat sistem evakuasi yang tertib dan teratur ketika menghadapi bencana.

                Sebuah bukti nyata ketangguhan Jepang adalah ketika peristiwa gempa bumi dan tsunami pada bulan Maret 2011. Bencana ini tidak hanya membawa korban ribuan orang, namun juga berujung kepada bencana nuklir, akibat tsunami yang juga menerjang reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Dai Ichi. Semangat Gambaru sangat terlihat disini. Korban bencana tidak menunjukkan kemuraman dan kesedihan yang berlebihan. Mereka tetap mengantri dengan tertib untuk menerima bantuan, tidak ada satupun laporan penjarahan. Warga lain yang bernasib lebih baik, dengan sukarela menerima, menampung dan memberikan bantuan kepada para korban. Pemerintah selalu memberikan informasi yang akurat dari menit ke menit tentang perkembangan yang ada, sekaligus juga menyampaikan informasi usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi bencana. Media masa sangat membantu dengan menyiarkan berita dan informasi dan membangun. Mereka tidak menayangkan gambar-gambar kesedihan dengan lagu yang pilu, melainkan gambar-gambar ketegaran dan gotong royong antar masyarakat. Artinya, semua elemen masyarakat Jepang saling membantu dan menguatkan satu sama lain ketika menghadapi bencana. Mereka yakin dan percaya bahwa dengan kebersamaan, maka masalah akan dapat teratasi.

                Karakter bangsa Jepang yang tangguh ini telah ditanamkan sejak dini kepada anak-anak Jepang. Sejak kecil mereka diajarkan dengan semangat kerja keras, belajar tanpa kenal lelah, selalu berinovasi, harga diri yang tinggi, selalu hidup hemat, loyal dan setia, kerjasama yang tangguh dan mandiri. Meskipun mereka tidak mendapatkan pelajaran agama seperti di Indonesia, namun mereka mendapatkan pengajaran tentang moral dan nasionalisme yang tinggi yang bersumber pada filosofi Bushido. Hal ini membuat karakter bangsa Jepang ini akan selalu diteruskan secara turun temurun.

                Buku karya A. A Azhari ini sangat menarik untuk dibaca. Buku ini memiliki keunikan yang berbeda dari buku tentang Jepang yang lain, karena menyajikan perkembangan masyarakat Jepang yang ditinjau dari filosofi Bushido yang tertuang dalam semangat Gambaru dan dalam gaya khas penulis Hubungan Internasional. Penyajiannya lebih kepada pendekatan sosial daripada pendekatan manajemen ekonomi yang biasanya banyak ditulis. Keunikan ini terbentuk dari tiga pengalaman pribadi penulis,  yaitu pengalaman berkunjung ke Jepang, pengalaman cerita orangtua penulis tentang Jepang, dan latar belakang pendidikan penulis yang alumni Hubungan Internasional. Buku ini menyajikan banyak hal tentang Jepang. Mulai dari perkembangan masyarakat, karakter dan budaya, serta hubungan internasional Jepang. Oleh karena itu buku ini sangat perlu dan penting untuk dibaca, tidak hanya oleh para mahasiswa dan peminat hubungan internasional, namun juga oleh masyarakat Indonesia agar mampu belajar dari keberhasilan Jepang yang dibangun secara mendasar dari karakternya. Buku ini akan dapat menginspirasi anak bangsa untuk kembali merenungkan karakter bangsa Indonesia, untuk kemajuan dimasa depan.

Semangat Tak Terpatahkan Jepang

 

Begitu mendengar kata Jepang, yang langsung terlintas di benak saya adalah semangat pantang menyerah, yang menurut pandangan saya tidak pernah ada kata menyerah(give up) dalam kamus orang Jepang. Dengan demikian wajarlah Jepang menjadi Negara nomor 1 di Asia bahkan suatu hari nanti mungkin di dunia. Sebab, perusahaan elektronik dan otomotif Jepang kini dapat dikatakan merajai dunia. Sangat mengagumkan bahwa Negara kecil seperti Jepang mampu mendirikan pabrik – pabrik kendaraan dan elektronik di negara maju seperti Amerika Serikat dan negara-negara maju lainnya. Siapa yang tak kenal produk Jepang dengan merk Toshiba, Honda, Suzuki, Mitsubishi, Daihatsu, Toyota, Yamaha, Kawasaki, atau Sanyo? Orang Jepang juga sangat kreatif dan high-tech sehingga banyak film dan game keluaran Jepang berupa anime beredar luas. Tentu kata Naruto, Inuyasha, Bleach, Conan, dan Final Fantasy sudah tidak asing lagi ditelinga banyak orang.
Saya sangat salut dengan pendirian orang Jepang yang seperti itu. Sepertinya di Jepang tidak ada orang yang tidak sukses. Meski sering dilanda bencana alam terutama gempa bumi dan tsunami, nyatanya pamor Jepang tidak mudah pudar. Misalnya setelah dilanda tsunami dahsyat tahun 2011 yang menewaskan ribuan warga serta merusak berbagai fasilitas umum, pembangkit tenaga listrik, dan pabrik di Jepang, nyatanya dalam kurun waktu kurang dari setahun, Jepang mampu bangkit dari keterpurukan dengan meningkatkan ekspor produk Jepang yang sempat turun tajam. Jepang tak butuh waktu lama untuk kembali berjaya. Orang - orang Jepang memiliki semangat bertahan hidup yang tinggi. Bahkan orang – orang yang sudah pensiun tidak pernah hanya tinggal diam. Yang ada di benak mereka adalah 'otak selalu aktif' dan 'untuk menikmati hidup'.
Dengan kemashuran Jepang melalui produk - produknya di berbagai belahan dunia, budaya Jepang pun ikut terkenal. Bahasa dan budaya Jepang kini dipelajari di banyak negara. Banyak universitas terkenal di dunia yang telah membuka jurusan Bahasa Jepang. Selain itu budaya Jepang seperti pakaian dan makanan juga menjamur. Pakaian adat Jepang seperti kimono sering dipamerkan dan dikonteskan sementara restoran makanan Jepang juga beredar dimana-mana. Semua itu berawal dari semangat hidup yang tak terpatahkan, dimana orang Jepang menyebutnya 'Ganbatte' yang maknanya persis sama dengan 'fighting'. Itulah hal yang sangat saya kagumi dari Jepang.

Inemuri ( Kerja Keras Masyarakat Jepang )

 

Bangsa Jepang memiliki penilaian tersendiri untuk mengartikan tidur di tengah pekerjaan atau meeting, baik itu urusan bisnis atau pemerintahan. Mereka memiliki sebuah istilah yang disebut Inemuri. Secara harafiah, Inemuri berarti “tidur sesaat”. Ketika seseorang “ber-inemuri”, mereka memandangnya sebagai akibat dari kerja keras dan pengorbanan setelah bekerja hingga larut malam. Karena itu, tidak sedikit orang yang berpura-pura tertidur agar dinilai berkomitmen dengan pekerjaan mereka.

Konsep penilaian ini mungkin sedikit aneh. Namun, Dr Neil Stanley, seorang ahli di Norfolk and Norwich University Hospital, berpendapat cara bangsa Jepang menilai tidur-saat-bekerja lebih baik dari bangsa lain.

“Bangsa Jepang benar tentang penilaian bahwa seseorang bekerja lebih baik setelah tidur sesaat karena ada taraf kedewasaan di dalamnya” ujar Neil kepada BBC. Ia setuju, bekerja keras hingga larut malam dan tertidur saat bekerja lebih “dewasa” dibanding cara umum; terlambat menyelesaikan dimaklumi sebagai tanda beratnya pekerjaan yang harus diselesaikan.

Secara sederhana, bisa dikatakan bangsa Jepang lebih menoleransi tertidur beberapa menit saat bekerja dibanding keterlambatan menyelesaikan pekerjaan, betapa pun beratnya pekerjaan yang harus diselesaikan.

Namun, perlu diketahui bahwa tidur sesaat yang dimaksud dalam inemuri bukan tidur bebas dan sembarang. Inemuri juga memiliki peraturan yang ketat, termasuk siapa saja yang “pantas” melakukannya atau bagaimana cara melakukannya. Siapa yang dianggap pantas? mereka yang memegang jabatan tinggi dalam perusahaan atau pemerintahan. Caranya? dengan menjaga posisi tubuh tetap tegak sehingga tampak tetap terlibat dalam rapat, atau pekerjaan. Peraturan ini tidak tertulis di manapun, tapi semua mengetahuinya karena mereka belajar berdasarkan adat istiadat.

Gedung Nippon Budokan ( Tempat Konser Musik Berskala Besar di Jepang )



Nippon Budokan terletak di Taman Kitanomaru di tengah Tokyo, dua menit berjalan kaki dari Stasiun Subway Kudanshita, dan dekat Kuil Yasukuni.Bangunan ini memiliki tinggi 42 m (140 kaki),mempunyai kapasitas 14.201 orang (arena kursi: 2.762, lantai 1 kursi: 3.199, lantai 2 kursi: 7.760, standee: 480) dan bermodel seperti Yumedono (Hall of Dreams) yang terletak di Hōryū-ji di Nara.Bagi kebanyakan warga luar negeri, Budokan disinonimkan sebagai tempat untuk konser musik berskala besar. Di Nippon Budokan juga menjadi tempat di mana banyak album At Budokan diadakan.

Meskipun masih berfungsi sebagai tempat untuk acara musik besar, tujuan utama dari pembangunan bangunan ini adalah untuk seni bela diri jepang. Kejuaraan nasional dari berbagai cabang seni bela diri (judo, kendo, karate, aikido, shorinji Kempo, kyūdō, naginata, dll) yang diadakan setiap tahun di Budokan. Sekarang, Budokan banyak digunakan oleh Pro Wrestling Nuh, yang sering mengadakan acara besar di sana.

Sebagai salah satu tempat untuk mengadakan konser musik,sudah banyak musisi-musisi luar negeri,khususnya ,musisi-musisi dari barat yang sudah mengadakan konser besar di Nippon Budokan. Seperti The Beatles,Queen,Mr. Big,Deep Purple,Dream Theater,Eric Clapton,Genesis,Gun’s and Roses,Rush,Avril Lavigne,Celine Dion adalah segelintir dari sekian banyaknya musisi yang sudah mengadakan konser di Budokan sana.Selain musisi dari barat,musisi dari Jepang pun juga banyak yang sudah merasakan konser di Budokan, seperti X-Japan, L’arc’en’ciel,UVERworld,The GazettE, Yui, Alice nine, Asian Kungfu Generation, Do as Infinity, Utada Hikaru, Miyavi,May’n, Janne da arc, Morning Musume,Tokyo Jihen dan masih banyak lagi.

Sejarah Bento ( Bekal Siswa di Jepang )

 

Sejak tahun 1568-1600an di Orang Jepang mulai mengenal gaya hidup memakan santapan diluar rumah. Makanan yang dibawa tersebut diletakkan dalam kotak kayu yang dipernis. Kemudian kebiasaan ini mulai dikenal sebagai kebiasaan makan praktis yang dilakukan dalam upacara minum teh atau dikenal dengan hanami. Lalu pada zaman Edo di tahun 1600-1800an, kebudayaan bento semakin meluas dikalangan rakyat Jepang. Pada zaman itu bila berwisata atau berpergian, orang Jepang akan membawa bekal praktis atau bento kemudian ditaruh pada pinggang mereka. Bento yang diletakkan dipinggang disebut koshikobento. Biasanya koshikobento berisi onigiri. Pada saat itu juga dikenal jenis bento yang dinamakan makunouchi bento. Dinamakan seperti itu karena bento dibawa sebagai bekal menonton pertunjukkan noh dan kabuki kemudian dimakan pada waktu maku atau pergantian layar panggung. Dan lambat laun kebiasaan membawa bento menyebar luas. Hingga bento popular dikalangan pelajar. Mereka pergi ke sekolah dengan membawa bento.

Namun, pada tahun 1912 hingga 1926, saat perang dunia pertama terjadi kebiasaan membawa bento dihentikan karena timbul gerakan sosial yang melarang membawa bekal ke sekolah. Hal ini dianggap menimbulkan kesenjangan sosial antara orang kaya dan orang miskin karena menjadi ajang pamer kekayaan. Kemudian bento kembali populer ditahun 1980an. Dan sejak saat itu bento mulai banyak toko yang menjual bento. Isi bentopun mulai variatif tidak hanya onigiri saja. Lauk-pauk bento mulai beragam disajikan. Serta bento mulai dikreasikan dengan dihias menggunakan sosis dan nori. Bahkan saat ini para ibu rumah tangga mulai kreatif menyiapkan bento sebagai bekal. Bentuk bentopun kini tidak hanya nasi dan lauk pauk yang diletakkan begitu saja di kotak melainkan dibentuk seperti binatang, buah, atau karakter kartun yang menarik.